Meneladani Sang Teladan Abadi

Oleh: Shofiyah Hafizhah Irvan

Rasulullah saw merupakan teladan abadi, yang mana namanya selalu di sebutkan selama 24 jam tanpa henti, memiliki akhlakul karimah, dan menjadi teladan dalam semua aspek kehidupan. Dan kita sebagai umatnya sudah seharusnya meneladani beliau, dari bangun tidur hingga tidur kembali. Kita sendiri merupakan umat terbaik diantara miliyaran manusia yang ada, kenapa begitu? Karena Nabi kita merupakan manusia terbaik, dan pemimpin para nabi, hanya beliau lah kelak yang bisa memberi syafa’at kepada kita.

Manusia pastilah membutuhkan seseorang yang bisa untuk dicontoh, dan juga dalam diri manusia pasti ada yang di idolakannya, karena itu kita harus bisa memilih siapa yang pantas untuk di idolakan. Orang yang kita idolakan pasti  akan kita contoh dalam berbagai hal, karena itu yang benar – benar pantas untuk di idolakan ialah Rasulullah SAW.  Rasul sendiri menjadi sumber inspirasi, model teladan sepanjang zaman, dalam Qs. Al – ahdzab: 21, “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu”, ayat tersebut telah menjelaskan kepada kita semua bahwa kita memiliki model dan idola terbaik. Beliau contoh terbaik bahkan bukan dalam hal akhlak saja, tetapi juga secara fisik juga.

Dan ada beberapa point penting yang bias kita ambil, yang pertama kita sebagai santri haruslah memiliki sifat jujur. Kita mestilah jujur apa pun keadaannya, beliau sendiri terkenal dengan juukan al- amin yang artinya terpercaya. Beliau mendapatkan julukan tersebut karena masyarakat arab kala itu suka menitipkan barang dagangan kepada beliau dan beliau selalu terpercaya dan jujur. Hal itulah yang menyebabkan beliau mendapatkan kepercayaan oleh masyarakat Qurays kala itu. Lalu kenapa masyarakt qurays tidak mau memeluk islam? Bukan mereka tidak percaya akan perkataan beliau, melainkan mereka memang tidak mau beriman dan tidak mau tuhan – tuhan mereka yang mereka sembah tersingkirkan.

 Lalu yang kedua semangat, sebagai seorag muslim kita tidaklah boleh bermalas – malasan, manusia diciptakan di dunia agar dapat bekerja, berusaha dan bersungguh-sungguh, bahkan para  nabi pun bekerja, maka kenapa kita malah bermalas – malasan? Dalam do’a pun kita meminta agar dijauhkan dalam kemalasan, “Allahumma inni a‘udzubika minal kasali wa a‘udzubika minal jubni wa a‘udzubika minal harami wa a’ûdzubika minal bukhli”, yang artinya; “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari rasa malas, dan aku berlindung kepada-Mu dari sikap pengecut, dan aku aku berlindung kepada-Mu dari pikun, dan aku berlindung kepadaMu dari sifat pelit." Sudah jelas dalam do’a tersebut kita meminta agar jauh dari rasa malas, dan kita haruslah selalu semangat selama itu dalam hal kebaikkan.

Lalu yang ketiga adalah peduli, sebagai umatnya Rasulullah kita harus memliki sifat ini, jangan malah cuek. Bahkan Nabi pun bersabda; Tidaklah mukmin, orang yang kenyang sementara tetangganya lapar sampai ke lambungnya.”, itu menunjukan betapa dzalimnya kita sampai – sampai membiarkan saudara kita kelaparan padahal kita tau bahwa mereka tidak punya makanan. Dan juga dalam hadist lain Rasul bersabda; “Orang mukmin itu bagi mukmin lainnya seperti bangunan, sebagiannya menguatkan sebagian yang lain”.  Seperti halnya bangunan atau tubuh, jika ada sesuatu yang rusak atau sakit pasti yang merasakannya bukan saja satu bagian itu saja tetapi bagian lainnya juga, dan kit aharuslah saling menguatkan satu sama lainnya, bukan malah berusaha untuk menjatuhkan saudara sendiri. Dan juga kita tidak boleh cuek jika melihat sesuatu kemungkaran terjadi, paling tidak kita berusaha melawan dengan perbuatan, jika tidak lewat lisan, dan selemah – lemah iman dengan hati.

Itu merupakan beberapa hal yag bis akita teladani dari diri seorang Rasulullah, masih banyak hal lainnya yang masih bias diteladani oleh kita. Misalnya dalam keseharian kita, semua sudah dicontohkan oleh Nabi Muhammad, dan kita tinggal mengikuti saja, seperti masuk kamar mandi ada adabnya, ketika keluar pun ada adabnya. Beliau pun merupakan guru terbaik, beliau mampu mengajarkan dari anak kecil hingga ke yang sudah tua. Dan Allah mengutus beliau membawa rahmat bagi seluruh alam, membawa ajaran yang sesuai dengan fitrah manusia.

Tiap muslim sudah seharusnya yakin bahwa beliau suri tauladan  yang agung dan abadi, kita tidak akan kekurangan hal untuk dicontoh, seperti misalnya dalam membina sebuah Negara, karena Rasul sendiri telah mencontohkan kepada kita. Keteladan Rasulullah  akan selalu hidup, tidak pernah padam. Dan tidak hanya dalam urusan akhlak masing – masing diri saja, tetapi juga dalam membangun sebuah peradaban yang sangat mulia, yang mana membawa manusia kepada kejayaan serta kebahagian di dunia dan di akhirat, sehingga seimbang dalam aspek materi dan ruhaninya.

Tidak ada seorang manusia lainnya yang mampu seperti beliau, yang diteladani tiap bagian kehidupan beliau, bahkan seorang yang terkenal seperti Enstein pun tidak di teladani sedetail itu. Hanya kita umat terbaik yang Allah ciptakan, yang memiliki Nabi yang merupakan manusia terbaik, yang membawa cahaya rahmat untuk menerangi alam dari gelapnya kejahilan dan maksiat, dan juga agama yang diridhoi – Nya, yaitu Islam. Maka berbanggalah sebagai seorang muslim karena kita sangatlah beruntung dan juga jangan sampai kalah dengan kaum lainnya, karena seharusnya kitalah yang memimpin dunia ini, sebagaimana firman – Nya; “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan khalifah di muka bumi.” Wallahu’alam.

 

Komentar