Kajian Tokoh: Peranan KH. Hasyim Asy'ari

 Sumbangsih KH. Hasyim Asy’ari dalam Pendidikan

oleh: Shofiyah Hafizhah Irvan 


KH. Hasyim Asy’ari memiliki banyak kemampuan keilmuan. Banyak ilmu yang dikuasainya dan begitu mumpuni menjadikannya sebagai seorang guru besar. Walau beliau lebih condong dalam bidang hadist, yang dapat kita lihat dari pesantren yang didirikannya namun bukan berarti beliau tidak menguasai ilmu lainnya. Bahkan tidak dalam sekedar ilmu-ilmu turost yang dipelajarinya, namun juga beliau memahami pemikiran-pemikiran baru yang masuk.

Banyaknya pemikiran-pemikiran baru yang masuk membuat menyorot dan begitu mengkritisinya. Sebab tidak sedikit yang bertentangan dengan tradisi keilmuan Islam. Untuk merespon hal tersebut maka beliau menuliskan pemikiran akidahnya dengan tujuan untuk membentuk, dan membina worldview Islam bagi muslim Nusantara. Dengan begitu dapat mengukuhkan keislaman masyarakat, serta membentuk pola pikir secara fundamental dalam akidah. 

Tak sekedar itu, beliau pun membangun pesantren di daerah terpencil. Didirikannya pesantren tersebut sebagai bentuk perlawanan kepada colonial Belanda yang saat itu menjajah. Kemudian sebagai temopat dakwa, belajar dan berjuang (resolusi jihad). Namun pesantren yang beliau dirikan cukup unik, sebab menerapkan system kelas, serta memasukan pelajaran umum, yang mana suatu hal yang jarang didapati di pesantren-pesantren saat itu.

Selain pesantren yang menjadi bukti pemikiran pendidikannya, beliau pun menuangkannya dalam kitab-kitabnya. Diantara pembahasan dalam kitabnya adalah, penjelasan tujuan dan keutamaan ilmu, serta keutamaan orang yang menuntut ilmu. Sebagai pendukung dari tulisannya, beliau mengutip pandangan-pandangan ulama lainnya, seperti Ibn Mubarak, Imam Waqi’, dan lainnya.

Pemikiran pendidikannya ini masihlah relevan hingga kini. Jika kita lihat lihat dari karya-karya beliau, yang mana beliau menunjukan betapa pentingnya adab sebelum ilmu, dan keduanya wajib bagi kita untuk mempelajarinya. Seperti halnya kita di pesantren diajarkan adab sebelum ilmu, yang mana jika ilmu tidak disertai adab hanya akan menghasilkan ketidakadilan dan lainnya. Dalam kitabnya, adabu al-‘alim wa al-muta’alim beliau menjelaskan betapa pentingnya iman, tauhid, syariat, dan adab. Semua itu merupakan skema KH. Hasyim ‘Asyari terkait adab dan tauhid. Jika tidak ada salah satu dari keempat itu maka tidak sempurna.

 Sama halnya dengan skema yang dibuat oleh Prof. al-Attas, yang mana ilmu, adil, hikmah, dan adab saling terkait. Dari sini dapat kita pahami bahwa adanya kesesuaian antara Hasyim ‘Asyari dengan Prof. al-Attas, yang mana menempatkan adab sebagai sebuah hal yang penting. Karena jika tanpa adab maka akan terjadinya kerusakan. Seorang yang beradab walau memiliki ilmu yang sedikit ia dapat menyebarkan kebaikan dan keadilan, namun jika seorang yang cerdas namun tidak mempunyai adab maka ia hanya akan menjadi penyebab kerusakan di muka bumi ini.



Komentar