How Should Education Be?

Urgensi Pendidikan

Oleh: Shofiyah Hafizhah Irvan

Pendidikan merupakan hal penting, karena merupakan pondasi berdirinya sebuah peradaban. Sebuah peradaban dapat berdiri kokoh dikarenakan pendidikan yang diberikan kepada para pemuda-pemudinya. Pendidikan bukan sekedar ‘pergi ke sekolah’ saja, tetapi bagaimana menanamkan adab terhadap siswa tersebut. Pendidikan suatu hal yang penting karena dari hal tersebut akan melahirkan insan kamil. Pendidikan bukan untuk melahirkan manusia-manusia untuk bekerja saja. Karena jika tujuan hanya untuk bekerja, maka kerbau pun bisa bekerja tanpa harus sekolah, jika sekedar untuk mencari makan, kera pun bisa mencari makan tanpa harus menempuh jenjang pendidikan. Dalam Islam pendidikan ialah penanaman adab terhadap tiap diri manusia. Prof. M. Naquib al-Attas berkata dalam bukunya, Islam and Secularism; “The purpose for seeking knowledge in Islam is to inculcate goodness or justice in man as man and individual self. The aim of education in Islam is therefore to produce a good man… the fundamental element inherent in the Islamic concept of education is the inculcation of adab…”

Pendidikan dalam Islam bertujuan untuk menghasilkan manusia baik (a good man). Pendidikan yang menekankan pada aspek adab, untuk melahirkan manusia baik dan beradab. Tujuan dalam pendidikan dalam Islam itu pembentukan akhlak mulia dan penanaman adab. Maka dengan begitu akan melahirkan insan adabi, yang dapat memahami fungsi dan perannya dalam segala aspek kehidupan.

Ada apa dengan pendidikan kita?

Di era sekarang banyak tantangan dalam dunia pendidikan kita. Pertama terjadi sekulerisasi. Yang mana itu terjadi di dalam banyak bidang, salah satunya dalam pendidikan. Sekularisme memisahkan antara sosial dan agama, serta berangggapan bahwa kehidupan sosial itu tidak boleh dicampur tangan oleh agama. Mereka memisahkan antara sains, teknologi dengan agama, memisahkan aspek duniawi dan jasmani dengan aspek ukhrawi dan ruhani.Hal tersebut dapat kita lihat ketika dalam pembelajaran, ketika membicarakan sains, itu hanyalah tentang sains tanpa ada didalamnya tentang agama. Misalnya, ketika kita membahas tentang bagaimana terciptanya dunia ini, hanya dilihat dari sudut pandang sains saya, yang berawal dari ledakan dan teory bigbang. Tidak ada aspek agama di dalamnya. Padahal dunia ini tercipta tak lepas dari kehendak-Nya. Atau ketika membahas dalam ilmu sosial, tentang apa kebutuhan sekunder, primer, dan tresier kita hanya disebutkan dari segi material saja. Padahal kebutuhan yang paling penting kita adalah kebutuhan ruhani kita. Ketika jiwa kita mendapatkan kedamaian maka fisiknya pun akan ikut sehat.

Kedua tentang ‘sekolahisme’. Yang mana banyak juga yang beranggapan bahwa yang namanya pendidikan itu hanya sekedar ‘pergi ke sekolah’. Padahal tidak seperti itu. Karena pendidikan bisa dilakukan dimana saja. Dan meteri yang diajarkan tidak selalu tentang sains dan teknologi atau lainnya. Tetapi apa yang dapat diambil hikmah dan manfaatnya. Ketika Luqman mengingatkan kepada anaknya untuk tidak menyekutukan Allah, itu adalah pendidikan. Dan menurut saya tidak hanya berlaku kepada siswa tetapi juga guru. Karena, banyak pula guru yang berpikir bahwa mendidik adalah mengajar, dan itu dilakukan di sekolah. Padahal ustadz Adian kerap menekankan bahwa guru bukanlah ‘tukang ngajar’ melainkan ‘pendidik’. Dan dalam mendidik tidaklah selalu dalam kelas, tetapi dimana pun. Ustadz Ardi pernah mengatakan bahwa pendidikan pun bisa dilakukan secara tidak langsung, yaitu dengan akhlak kita.

Ketiga, standar kepintaran di pendidikan kita, selalu di lihat dari nilainya. Padahal bagusnya nilai seseorang tidak menjamin baik akhlaknya. Hal ini menyebabkan banyak siswa yang berusaha sekeras untuk mendapatkan nilai bagus dengan berbagai cara, tidak peduli dia jujur atau dia berbuat curang untuk mendapatkannya. Yang kemudian akhirnya menghasilkan orang yang kerap mementingkan apa yang dilihat di hadapan manusia dibanding dihadapan tuhannya.            

Lalu Bagaimana?

Menurut saya pendidikan haruslah yang menggabungkan antara keduanya, sehingga melahirkan keseimbangan. Ketika mempelajari suatu ilmu tidak lupa kita kaitkan dengan aspek agama. Karena agama adalah sumber ilmu. Ketika agama dihilangkan, terjadi pembiasan terhadap nilai-nilai dalam ilmu lainnya.  Harusnya ada sistem pendidikan yang integral yang menyatukan keduanya.

Dalam prakteknya mungkin sulit jika mengajarkan tantangan dalam pendidikan kepada orang awam sebagaimana yang kita lakukan disini. Namun, kita dapat melakukannya dengan menggabungkannya, misalnya dalam hal sains, tentang penciptaan manusia, jika dari sudut pandang sains, kita berawal dari sel telur yang dibuahi, namun lebih jauh lagi agama menjelaskan bahwa kita berasal dari air yang hina, dan dari situ kita dapat mengambil hikmah.

Kemudian pendidikan tak hanya di sekolah, tapi dimana pun. Dan kita dapat melakukan itu dengan mengajak siswa untuk berpikir apa yang dapat mereka ambil dari apa yang telah mereka pelajari dan membiarkan mereka untuk menghadapi masalah kehidupan, karena dengan begitu mereka dapat  menjawab ujian di atas kertas sekaligus dalam kehidupan, serta membuat mereka dewasa.

Dari semua masalah yang terjadi sebenarnya ta’dib merupakan solusinya. Yang mana adab tidak sekedar menempatkan sesuatu pada tempatnya. Namun, lebih jauh lagi, melahirkan insan adabi, yang dapat memahami fungsi dan perannya dalam segala aspek kehidupan. Dengan begitu akan menyelesaikan berbagai problematika dalam kehidupan ini. Dari hal yang paling mendasar, yaitu loss of adab, false leader, hingga confusion of knowledge akan teratasi.

Karena dalam ta’dib, ia memadukan antara ilmu dan agama, karena adab yang selalu didahulukan sebelum belajar sehingga tidak akan menyalah gunakan ilmu. Kemajuan suatu bangsa tergantung dengan pendidikannya. Karena dalam konsep adab, Adab memiliki iman yang mendasari akan dari semua nilai-nilai kebaikan, berbeda dengan karakter yang kosong akan nilai agama. Dengan demikan akan melahirkan anak bangsa yang sesuai harapan pendidikan memang bukan hal sepele, karena suatu bangsa dilihat dari pendidikannya. Karena itu pentingnya memberikan pendidikan yang terbaik untuk para pemuda. Dengan mengetahui bagaimana pendidikan itu seharusnya, diharapkan dapat memberikan solusi atas masalah yang terjadi dalam pendidikan kita. Bahkan lebih jauh lagi menyelesaikan masalah dalam kehidupan kita.

 

 

 


Komentar